1. Nevada
Nevada merupakan tempat yang paling
sering dibom nuklir di planet ini. 928 uji coba nuklir dilakukan di
daerah seluas 3.500 km persegi ini yang membentang dari Nevada sampai
Las Vegas antara tahun 1951 dan 1992. Sebanyak lebih dari 800 uji coba
ini dilakukan di bawah tanah. Akibatnya daerah tersebut meninggalkan
bekas kawah subsidence.
Pada awalnya tes nuklir tersebut hampir
menjadi seperti objek wisata. Para mafia berusaha untuk membangun bisnis
judi di Las Vegas dan menawarkan tampilan ledakan nuklir sebagai daya
tarik pengunjung. Ribuan film dan gambar diambil dan didistribusikan di
seluruh dunia. Produksi film sendiri dibuat di tengah-tengah debu yang
tertiup dari ledakan nuklir. Namun, karena implikasi kesehatan dari tes
tersebut, tempat tersebut tidak lagi menjadi eksploitasi wisata dan
mendapat perhatian serius bagi pemerintah AS.
Telah diungkap bahwa tingkat kanker di
daerah sekitar lokasi tes hampir dua kali lipat dari penduduk AS
rata-rata. Sebuah peningkatan yang signifikan dalam leukimia juga telah
dicatat setelah awal percobaan nuklir. Sejumlah tuntutan hukum
menyatakan masalah kesehatan telah diajukan terhadap pemerintah AS sejak
1982. Lebih dari $ 500 juta telah dibayarkan sebagai kompensasi. Pada
tahun 2009, situs pengujian nuklir di Nevada resmi dinyatakan sebagai
tempat yang paling terkontaminasi radioaktif kedua di planet ini setelah
Chernobyl.
2. Semipalatinsk - Kazakhstan
Tempat yang paling disukai oleh Soviet
untuk melakukan percobaan nuklir mereka ini sejak tahun 1991 telah
menjadi bagian dari Republik Kazakhstan. Soviet melakukan 465 ledakan
nuklir sini antara 1949 dan 1981. Awalnya dibangun di era Stalin dengan
tenaga kerja budak dari gulag, di sinilah senjata nuklir Soviet pertama
kali diledakkan pada tahun 1949. Hal tersebut kemudian menjadi topik
yang intens oleh Barat dan khususnya Amerika Serikat, yang kemudian
mengirim banyak penerbangan U2 dan satelit mata-mata untuk mengawasi
tempat tersebut.
Akibatnya Soviet mengirim sebagian besar
infrastruktur mereka ke bawah tanah untuk menyembunyikannya dari
mata-mata di langit. Setelah runtuhnya Uni Soviet, situs itu diserahkan
kepada Kazakhstan, namun, masalah kesehatan yang dilaporkan oleh 220.000
lebih penduduk setempat seperti kanker akan terus menyita pikiran para
penguasa Kazakhstan selama bertahun-tahun yang akan datang.
3. Novaya Zemlya - Rusia
Pulau es terpencil di Lingkar Kutub
Utara menjadi sasaran 224 ledakan nuklir oleh Uni Soviet antara tahun
1954 dan 1990. Ledakan nuklir terbesar yang pernah dilakukan di sini
berukuran lebih dari 100 megaton. Namun, karena masalah logistik akibat
menggunakan pulau terpencil Uni Soviet lebih menyukai Semipalatinsk di
Kazakhstan sebagai tempat melakukan uji nuklir mereka. Tes terakhir yang
dilakukan di sini pada tahun 1990, sebelum runtuhnya Uni Soviet,
Federasi Rusia terus menggunakan situs ini untuk percobaan nuklir
tingkat rendah. Penduduk asli pulau ini sudah dipindahkan pada tahun
1954 dan tidak pernah diizinkan kembali ke rumah mereka.
4. Mururoa - Polinesia Prancis
Bisa dibilang,tempat ini adalah tempat
pengujian nuklir yang paling kontroversial di dunia. Keputusan Perancis
untuk menguji senjata nuklir di wilayah terpencil mereka di Polinesia
Prancis menyebabkan gesekan dengan negara-negara Pasifik lainnya,
terutama Australia dan Selandia Baru. Meskipun Perancis menggunakan
beberapa pulau yang berbeda untuk pengujian, sebagian besar perhatian
bertumpu pada penggunaan dari pulau karang Mururoa dan Fangataufa.
Antara tahun 1966 dan 1996, Perancis melakukan 41 uji coba di atmosfer
dan 147 tes di bawah tanah di kedua pulau tersebut.
Selandia Baru, yang telah mengadopsi
kebijakan zona bebas nuklir, kecewa dengan tes ini dan mengutus kekuatan
angkatan laut sebagai bentuk protes. Hubungan antara Prancis dan
Selandia Baru mencapai titik terendah ketika agen Prancis membom sebuah
kapal di Auckland Harbour pada tahun 1985, dan menewaskan satu orang.
Akhirnya, di bawah tekanan kuat internasional, Prancis menyatakan
mengakhiri uji coba nuklir di Pasifik. Tes terakhir mereka dilakukan
pada Januari 1996.
5. Lop Nur - Mongol
China menguji perangkat nuklir pertama
mereka pada daerah berawa dan terisolasi di Bayingolin, Provinsi Otonom
Mongol pada bulan Oktober 1964. Tes yang dinamai dengan 596 ini
menghasilkan ledakan sebesar 22 kiloton. Hal ini diikuti oleh 44 tes
lebih lanjut, 22 dari mereka di atmosfer dan 22 sisanya dilakukan di
bawah tanah sebelum pengujian dihentikan pada tahun 1996. Di antara
senjata yang diuji di sini adalah bom hidrogen pertama China, yang
diledakkan pada tahun 1967. China tidak pernah merilis rincian efek pada
penduduk lokal dan lingkungan. Daerah ini sangat sensitif karena di
dekatnya terdapat lokasi mumi Tarim yang terkenal, serta sisa-sisa
substansial budaya kuno yang berasal dari tahun 1800 SM. China tidak
pernah mengizinkan pengamat asing untuk memeriksa lokasi tes dan tetap
terlarang bagi penduduk setempat dan turis.
6. Kiritimati - Republik Kiribati
Tempat ini mungkin adalah satu-satunya
tempat di mana dua negara yang berbeda menguji senjata mereka,
Kiritimati, yang dulu dikenal sebagai Pulau Christmas, adalah sebuah
pulau karang yang sekarang bagian dari Republik Kiribati. Salah satu
tempat paling terpencil di bumi, yang terletak hampir di tengah Pasifik,
pulau ini dipilih sebagai lokasi uji oleh Inggris pada tahun 1957 untuk
menguji bom hidrogen. AS lalu melakukan uji coba pada tahun 1962 dengan
meledakkan 22 perangkat sebelum meninggalkan pulau tersebut pada tahun
1969. Sepanjang semua pengujian itu, populasi kecil di pulau itu tetap
tinggal di pulau tersebut, kemudian beberapa dari mereka, serta prajurit
dari Inggris, Selandia Baru dan Amerika Serikat, telah dilaporkan
mendapatkan penyakit karena radiasi dan lebih tinggi dari tingkat kanker
yang normal.
7. Bikini Atoll - Amerika Serikat
Bikini Atoll, yang terletak di Kepulauan
Marshall di Pasifik barat laut, bisa dibilang sebagai tempat yang
paling terkenal untuk uji nuklir sepanjang masa, karena tidak seperti
lokasi uji lain, bukti film dan foto tes di sini disiarkan ke publik.
Bikini dipilih pada akhir 1945 untuk menjadi pengganti pengujian di
Trinity, New Mexico, di mana perangkat yang dijatuhkan di Hiroshima dan
Nagasaki dikembangkan. Penduduk asli pulau itu dipindahkan ke sebuah
pulau terdekat dengan jaminan mereka akan kembali dalam 3 bulan.
Pada tanggal 1 Juli 1946, peledakan
pertama dari perangkat nuklir dilakukan. Subyek utama dari tes ini
adalah 250 kapal perang usang. Kapal-kapal tersebut tidak hancur dalam
ledakan tersebut sehingga dilakukan tes kedua sebulan kemudian. Antara
1946 dan 1954, sekitar dua puluh tes dilakukan. Pada tahun 1957 pulau
itu dinyatakan aman, dan beberapa penduduk diizinkan kembali, tetapi
mereka dipaksa untuk pergi lagi setelah mulai terkena penyakit radiasi.
Pulau-pulau tetap dihuni sampai hari ini, dan menjadi tempat yang
populer bagi para penyelam untuk menjelajahi bangkai kapal yang kapal
tenggelam dalam tes nuklir. Namun, tempat itu sangat terkontaminasi
hingga ikan yang ditangkap di daerah sekitarnya tidak aman untuk
dimakan. Bikini Atoll ini ditetapkan sebagai situs Warisan Dunia pada
tahun 2010.
8. Pokhran - India
India mulai mengembangkan kemampuan
nuklirnya setelah perang perbatasan dengan China pada tahun 1962 dan
beberapa konfrontasi dengan Pakistan. Pokhran, di negara bagian
Rajasthan, dipilih sebagai lokasi penelitian di akhir tahun 1960.
Meskipun pemerintah India mengklaim tempat itu berada di daerah gurun
terpencil, tempat itu sebenarnya berada dekat dengan lokasi penduduk.
Pokhran adalah sebuah kota dengan penduduk sekitar 15.000 ketika tes
nuklir pertama dilakukan di pangkalan militer terdekat pada bulan
September 1974.
Pokhran-1 menghasilkan kekuatan ledakan
sekitar 8 kiloton. Dalam menghadapi kecaman dari seluruh dunia, India
mengklaim tenaga nuklir hanyalah digunakan untuk tujuan damai dan
menyatakan tidak akan membangun senjata nuklir. Namun pada 11 Mei 1998,
India melakukan tes lain di tempat ini. Tes yang dinamakan Pokhran-2 ini
terdiri dari empat perangkat nuklir Pada tanggal 13 Mei senjata
termonuklir juga diledakkan. Menurut sumber-sumber Barat, tidak ada tes
yang menghasilkan hasil yang diharapkan dan India membatalkan pengujian
perangkat nuklir tersebut lebih lanjut.
9. Maralinga - Australia
Ketika Inggris memulai uji coba senjata
nuklir di akhir tahun 1940-an dan awal 1950-an, mereka memiliki masalah
bahwa tidak ada tempat di Kepulauan Inggris yang cocok untuk melakukan
tes tersebut. Untungnya, pada saat itu, mereka memiliki Kekaisaran yang
sangat luas dengan banyak ruang terpencil yang tersedia. Sejumlah situs
digunakan, tetapi mungkin yang paling kontroversial adalah keputusan
mereka untuk membujuk pemerintah Australia yang pro-Imperial untuk
memungkinkan melakukan pengujian di Outback. Dua tempat di Australia
Selatan, Maralinga dan Emu Field, kemudian dipilih. Dua uji coba telah
dilakukan di Emu Field pada tahun 1953 sebelum pindah ke lokasi yang
permanen di Maralinga.
Masalah kecil dari populasi penduduk
Aborigin berhasil diselesaikan dengan mudah dengan memaksa mereka pindah
ketempat baru, meskipun mereka tetap mengembara kembali ke rumah lama
mereka. Dua set utama dari tes nuklir dilakukan pada tahun 1956 dan
1957, salah satunya adalah pertama kalinya menjatuhkan sebuah perangkat
nuklir dari pesawat RAF. Pengujian dilanjutkan sampai tahun 1963. Pada
tahun 1980-an, kontroversi besar berkembang ketika orang-orang Aborigin,
Australia dan Inggris mulai menunjukkan gejala penyakit dan kanker yang
berhubungan dengan radiasi. Baik Inggris maupun Australia akhirnya
terpaksa membayar kompensasi besar-besaran untuk para korban yang
terpengaruh.
10. Koh Kambaran - Pakistan
Pakistan telah memiliki kemampuan nuklir
pada awal tahun 1983, namun tes nuklir pertama mereka tidak dilakukan
sampai Mei 1998. Koh Kambaran telah dipilih sebagai tempat pengujian
pada awal 1976. Selama kurun waktu tahun 1970-an itu, terowongan
sepanjang 1 km digali di bawah pegunungan ini. Terletak di Provinsi
Baluchistan, tempat ini dipilih karena pegunungan yang terletak di atas
tempat uji coba yang dilakukan di bawah tanah, selain itu kawasan
tersebut terdiri dari batu granit sehingga dapat menyediakan
perlindungan antara ledakan dengan udara terbuka di atas. Ditambah lagi,
penduduk setempat sangat jarang dan sebagian besar terdiri dari
penggembala nomaden.
Masalah politik di Pakistan mencegah
setiap pengujian awal perangkat mereka sampai 28 Mei 1998 dimana lima
perangkat nuklir diledakkan pada sore hari jauh di bawah tanah. Tes
tersebut dinamakan dengan Chagai-1. Menurut Pakistan, hasil terbesar
dari salah satu perangkat adalah hingga 40 kiloton. Namun, sumber-sumber
Barat percaya bahwa hasil terbesar sebenarnya kurang dari 20 kiloton.
Meskipun Pakistan telah melakukan uji coba nuklir di tempat lain, Koh
Kambaran dan Chagai-1 mendapat tempat khusus dalam kesadaran nasional
Pakistan dan 28 Mei telah ditetapkan sebagai hari libur umum yang
dinamakan sebagai Hari Kebesaran Nasional.
0 komentar:
Posting Komentar